🌟العقل والنقل🌟إندونيسي🇮🇩

تركي بن عبدالله الميمان
1446/05/20 - 2024/11/22 13:04PM

 

KHUTBAH PERTAMA

إِنَّ الحَمْدَ للهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ ونَتُوبُ إِلَيه، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

أَمَّا بَعْد:

Saya berwasiat untuk kita semua agar bertaqwa kepada Allah c, berpegang teguh dengan Al-Qur`an dan sunnah, dan bersegera untuk menuju surga, Allah c berfirman:

﴿سَابِقُوا إِلى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّماءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللهِ وَرُسُلِهِ﴾.

((Bersegeralah kalain kepada ampunan Robb kalaian dan ke surga yang mana luasnya seperti luas langit dan bumi, yang dipersiapkan untuk orang-orang yang beriman kepada Allah dan para Rasul-Nya)).

Wahai hamba-hamba Allah, sungguh Allah telah menciptakan manusia, dan menspesialkannya dari seruluh makhluk hidup dengan memberikannya akal dan penjelasan; akal adalah landasan utama dalam pembebanan taklif (tanggung jawab syari`at), dia adalah salah satu yang darurat yang mana islam datang untuk menjaganya, oleh karena itu Allah mengharamkan khamar untuk menjaga akal

Allah c berfirman:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصابُ وَالْأَزْلامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴾.

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, berhala, dan mengundinasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan, maka jauhilah agar kamu beruntung." (QS. Al-Ma'idah: 90).

 

Diantara manfaat akal adalah:

Merenungi tanda-tanda kebesaran Allah c, baik tanda-tanda-Nya yang berbentuk (kauniyyah) ataupun (syar`iyyah).

Allah c berfirman:

﴿كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ﴾.

"Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu untuk kaum yang berpikir." (QS. Yunus: 24).

Allah c membebani akal untuk beriman, berserah diri dan tunduk terhadap hukum-hukum Al-qur`an dan sunnah, berkata Az-Zuhri:

(مِنَ اللهِ العِلْم، وعلى الرَّسُولِ البَلَاغ، وعَلَيْنَا التَّسْلِيم).

"Dari Allah datang ilmu, Rasul menyampaikan, dan kitawajib tunduk."

Diantara pembebanan Allah c terhadapa akal adalah beriman kepada hal ghaib: yaitu semua yang tak terjangkau oleh akal dan pandangan, namun telah ditetapkan dan ditegaskan oleh Al-Qur`an dan Sunnah, Allah c menguji hamba-hamba-Nya untuk beriman kepad hal gahib, agar diketahui siapa yang benar-benar beriman kepada akhirat dan siapa yang meragukannya.

Hidayah tidak akan sampai ke dalam hati sampai seseorang beriman kepada hal ghaib, Allah c berfirman:

﴿ذلِكَ الكِتابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدىً لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ﴾.

"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib." (QS. Al-Baqarah: 2-3).

Jikalau Allah c menyingkap hal ghaib kepada hamba-hamba-Nya, maka hikmah pembebanan syari`at pun akan hilang, sebagaimana firman Allah c:

﴿لَآمَنَ مَنْ في الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعاً﴾.

((Pasti telah beriman semua yang ada di bumi)).

 

Diantara pembebanan Allah c terhadap akal adalah taat kepada wahyu, akal yang sehat tidak akan mendahului syari`at, berkata Ath-Thohawi:

(ولَا تَثْبُتُ قَدَمُ الْإِسْلَامِ، إِلَّا عَلَى ظَهْرِ التَّسْلِيمِ والاسْتِسْلَام).

"Islam tidak akan tegak kecuali di atas pijakan tundukdan berserah diri."

Jika manusia menyerahkan akalnya kepada syari`at, dia akan terbebas dari beban yang berlebihan dan terhindar dari kebingungan!.

Sebagian ulama berkata: 'Barang siapa merasa cukup dengan pendapatnya sendiri, ia akan tersesat; dan barang siapa merasa cukup dengan akalnya sendiri, ia akan tergelincir!'".

Barangsiapa yang mendahulukan akalnya daripada Al-Qur`an dan Sunnah, maka sungguh dia telah memasukkan dirinya ke dalam fitnah, Allah c telah memperingatkan hal itu dalam firman-Nya:

﴿فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ﴾.

"Hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa fitnah atau ditimpa azab yang pedih." (QS. An-Nur: 63).  

Segala perbuatan Allah seluruhnya didasarkan pada hikmah, jika hikmah itu tampak jelas bagi akal, maka iman dan keyakinan akan bertambah,. Namun, jika hikmah itu tersembunyi, maka dia tetap tunduk dan menerima dengan penuh kepasrahan.

Berkata Ibnul Jauzi:

(قَدْ ثَبَتَ عِنْدَكَ بِالدَّلِيلِ القَاطِعِ: حِكْمَةَ الصَّانِعِ؛ فَإِنْ خَفِيَ عَلَيْكَ بَعْضُ الحِكَمِ؛ فَلِضَعْفِ إِدْرَاكِكَ، فَمَنْ أَنْتَ حَتَّى تَطَّلِعَ على جَميعِ حِكَمِه؟ فَإِنَّكَ بَعْضُ مَوْضُوْعَاتِه، وذَرَّةٌ مِنْ مَصْنُوْعَاتِه).

"Telah tetap bagimu dengan dalil yang pasti bahwa Sang Pencipta memiliki hikmah. Jika sebagian hikmah tidak tampak bagimu, itu karena kelemahan pemahamanmu. Maka siapakah dirimu sehingga bisa mengetahui seluruhhikmah-Nya? Engkau hanyalah bagian kecil dari ciptaan-Nya dan butiran kecil dari karya-Nya."

Akal yang sehat tidak akan bertentangan dengan dalil syar`i yang shahih, karena keduanya dari Allah c, akal adalah ciptaan Allah, dan wahyu adalah kabar-Nya dan perintah-Nya, Allah c berfirman:

﴿أَلا لَهُ الخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبارَكَ اللهُ رَبُّ الْعالَمِينَ﴾.

"Ketahuilah, milik-Nya-lah penciptaan dan perintah. Maha Berkah Allah, Tuhan semesta alam" (QS Al-A’raf: 54).

Jika terdapat dugaan adanya kntradiksi antara akal dan wahyu, maka kontradiksi itu hanyalah dalam penampilan luarnya saja, yang disebabkan oleh dua hal:

1. Bisa jadi dalil tersebut tidak shahih.
2. Bisa jadi akal tidak mampu memahaminya.
 

Inti dari beradap kepada Rasulullah g adalah menerima berita yang datang darinya dengan keyakinan dan ketundukan, tanpa mendahulukan pendapat manusia atau sampah-sampah pemikiran mereka!, Rasulullah gbersabda: 

(لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ؛ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ).

"Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampaihawa nafsunya mengikuti apa yang telah aku bawa."

 

Yang pertama kali menentang dengan akalnya adalah iblis!, ketika dia melihat keunggulan api atas tanah liat, dia enggan untuk sujud.

Berkata Ibnu Abbas h:

(أَوَّلُ مَنْ قَاسَ بِرَأْيِهِ إبليس! والْقِيَاسُ فِي مُخَالَفَةِ النَّصِّ مَرْدُودٌ؛ فَمَنْ قَاسَ الدِّيْنَ بِرَأْيِهِ؛ قَرَنَهُ مَعَ إِبْلِيسَ). 

"makhluk pertama yang mengukur agama dengan akalnya adalah Iblis! Pengukuran (qiyas) yang bertentangan dengan dalil syar’i adalah tertolak. Barang siapa yang mengukur agama dengan pendapatnya, maka ia telah menyamakan dirinya dengan Iblis."

 

Diantara tanda-tanda akal yang sehat adalah mewujudkan tauhid, tauhid membebaskan manusia dari syirik, khurafat, bid`ah, maksiat, dan kemungkaran; lihatlah sebagian orang yang dianggap berakal dari kalangan non-muslim, bagaimana mereka menggunakan akalnya namun tetap menyembah kuburan, sapi, atau patung!.

Allah c berfirman:

﴿أَفَمَنْ يَمْشِي مُكِبًّا عَلى وَجْهِهِ أَهْدَى أَمَّنْ يَمْشِي سَوِيًّا على صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ﴾.

"Maka apakah orang yang berjalan tertunduk di ataswajahnya lebih mendapat petunjuk, ataukah orang yang berjalan tegak di atas jalan yang lurus?" (QS Al-Mulk: 22).

Ketika orang-orang kafir tertipu dengan akal mereka, dan mendahulukannya atas syari`at Robb manusia, maka akal mereka pun menjerumuskan mereka kepada nereka, dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali!.

Disana , mereka akan menyalahkan akal mereka dan mengakui dosa-dosa mereka, dan mereka berkata:

﴿وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ فَاعْتَرَفُوا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لِأَصْحابِ السَّعِيرِ﴾.

"Dan mereka berkata: ‘Sekiranya kami dahulu mendengar atau berakal, tentu kami tidak akan menjadi penghuni neraka Sa’ir.’ Maka mereka mengakui dosa-dosa mereka. Maka binasalah bagi penghuni neraka Sa’ir." (QS Al-Mulk: 10-11)

Berkata Al-Qurthubi:

(دَلَّ هذا على أَنَّ الكَافِرَ لَمْ يُعْطَ مِنَ العَقْلِ شَيْئًا!).

"Ayat ini menunjukkan bahwa orang kafir tidak diberiakal yang benar."

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ؛ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيم

 

KHUTBAH KEDUA

الحَمْدُ للهِ على إِحْسَانِه، والشُّكْرُ لَهُ على تَوْفِيْقِهِ وامْتِنَانِه، وأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ ورَسُولُه.

Wahai hamba-hambad Allha, diantara kesempurnaan akal adalah: memikirkan akibat dari segala hal, serta mendahulukan akhirat yang kekal atas dunia yang fana.

Tatkala akal-akal kebanyakan manusia melemah, maka mereka akan menjadi seperti yang Allah c firmankan:

﴿يُحِبُّونَ العَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَراءَهُمْ يَوْماً ثَقِيلًا﴾.

((mereka lebih mencintai yang segara (dunia) dan meninggalakan apa yang ada di belakang mereka (akhirat) yang berat)).

Dunia adalah tempat bagi orang yang tidak memiliki tempat tingggal akhirat, dan dunia dikumpulkan oleh orang yang tidak memiliki akal.

Allah c berfirman:

﴿وَلَلدَّارُ الآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ﴾.

"Dan sungguh, negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kalian menggunakan akal?" (QS Yusuf: 109).

******

 

 

* اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا عُقُوْلًا رَاجِحَةً، وقُلُوْبًا خَاشِعَةً، وأَلْسِنَةً ذَاكِرَةً.

* اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلامَ والمُسْلِمِينَ، وأَذِلَّ الشِّرْكَ والمُشْرِكِيْن، وارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْن، الأَئِمَّةِ المَهْدِيِّين: أَبِي بَكْرٍ، وعُمَرَ، وعُثمانَ، وعَلِيّ؛ وعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ والتابعِين، ومَنْ تَبِعَهُمْبِإِحْسَانٍ إلى يومِ الدِّين.

* اللَّهُمَّ فَرِّجْ هَمَّ المَهْمُوْمِيْنَ، وَنَفِّسْ كَرْبَ المَكْرُوْبِين، واقْضِ الدَّينَ عن المَدِيْنِين.

* اللَّهُمَّ آمِنَّا في أَوْطَانِنَا، وأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَوَفِّقْ (وَلِيَّ أَمْرِنَا وَوَلِيَّ عَهْدِهِ) لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، وَخُذْ بِنَاصِيَتِهِمَا لِلْبِرِّ والتَّقْوَى.

* اللَّهُمَّ أنتَ اللهُ لا إلهَ إلَّا أنتَ، أنْتَ الغَنِيُّ ونَحْنُ الفُقَراء؛ أَنْزِلْعَلَيْنَا الغَيْثَ ولا تَجْعَلْنَا مِنَ القَانِطِيْنَ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا، فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًا.

* عِبَادَ الله: ﴿إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإحْسَانِ وَإِيتَآءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ﴾.

* فَاذْكُرُوا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ﴿وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ﴾.

 

قناة الخُطَب الوَجِيْزَة

https://t.me/alkhutab
 
 

 

 

 

 

 

Attachments

1732269835_Akal & Wahyu.pdf

1732269839_Akal & Wahyu.docx

views 14 | Comments 0